Harga Emas Melemah ke $3.200 Seiring Pasar Mencerna Isu Perang Dagang

Gambar: Generate by AI Chatgpt

Harga emas mengalami koreksi pada awal pekan ini setelah mencatat kenaikan impresif sepanjang minggu lalu. Logam mulia ini sempat menyentuh rekor tertinggi baru di $3.245 per troy ounce sebelum akhirnya turun menuju level $3.200. Pada saat artikel ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan di sekitar $3.208, melemah sekitar 1% dalam perdagangan harian.

Penurunan harga emas terjadi seiring membaiknya sentimen risiko di pasar global. Pada Jumat lalu, emas menguat hampir 2% karena aliran dana investor mengarah ke aset aman (safe haven), menyusul pengumuman China yang menaikkan tarif impor terhadap produk AS dari 84% menjadi 125% sebagai bentuk balasan dalam eskalasi perang dagang.

Namun, ketegangan tersebut sedikit mereda setelah pemerintah AS, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, mengumumkan pengecualian tarif tambahan terhadap beberapa produk elektronik asal China. Produk-produk seperti smartphone, komputer, dan laptop tidak akan dikenakan tarif tambahan 125%, meski tetap terkena tarif dasar sebesar 20% yang sebelumnya diberlakukan sebagai respons terhadap krisis fentanyl di AS.

Selain itu, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyampaikan bahwa produk teknologi lainnya, termasuk semikonduktor, akan dikenakan tarif baru dalam dua bulan mendatang. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ketegangan dagang masih akan berlanjut meski ada beberapa pelonggaran sementara.

Membaiknya suasana pasar terlihat dari menguatnya indeks futures saham AS antara 1,1% hingga 2% menjelang pembukaan pasar Wall Street. Kondisi ini turut menekan harga emas yang cenderung bergerak berlawanan dengan aset berisiko.

Agenda ekonomi AS pada hari ini tidak memuat rilis data penting, sehingga fokus investor akan tertuju pada pernyataan para pejabat Federal Reserve. Presiden Trump juga dijadwalkan memberikan rincian lebih lanjut terkait kebijakan perdagangan khususnya pada sektor semikonduktor.